Presenter TV Ini Meninggal karena Kanker Usus
By cuki - Rabu, 19 Februari 2014
Inggris, Nadejah Williams (23) meninggal dunia karena kanker usus yang dialaminya. Penyebab dari meninggalnya Nadejah diduga karena tim medis menolak memberi pengobatan berupa radioterapi pada gadis yang bekerja sebagai presenter televisi ini.
Keputusan pemerintah memberi kewenangan perawatan kanker pada NHS Inggris dikatakan ibu Nadejah, Michelle Campbell-Vairns menghambat proses pengobatan yang seharusnya bisa diterima Nadejah. Tahun 2009, Nadejah baru diperbolehkan menjalani prosedur CyberKnife untuk mengatasi jenis langka kanker usus yang dialaminya.
Sebelumnya, Nadejah belum diperbolehkan melakukan pengobatan non-invasif sebagai bentuk lain dari radioterapi ini. Justru, ketika ia diperbolehkan menjalani prosedur ini, keadaan sudah terlambat karena tumornya sudah membesar. Ia pun meninggal dunia pada Sabtu (15/2) lalu.
Di Inggris ada tiga RS yang bisa melakukan prosedur itu yakni Royal Marsden, Mount Vernon and Barts, dan salah satu RS di London. Nadejah pun baru bisa ditangani jika NHS sudah menyetujui pembiayaan alat-alat untuk prosedur CyberKnife.
"Mereka sudah membunuh putriku dan mengambil semua yang aku miliki. Jika saja Nadejah bisa menjalani CyberKnife dia pasti masih ada saat ini. Selama berbulan-bulan ia menunggu perawatan yang tidak pasti kapan dilakukan," kata Michelle seperti dilansir Mirror, Kamis (20/2/2014).
Nadejah ditolak menjalani CyberKnife karena peraturan perawatan kanker baru. Tapi, setelah dilakukan intervensi dari beberapa pihak, ia pun diperbolehkan melakukan perawatan ini tapi waktunya sudah terlambat. Diakui Michelle, jika putrinya menjalani CyberKnife pasti biayanya lebih murah ketimbang kemoterapi yang selama ini ia jalani.
Bulan Maret lalu, Nadejah sudah diberi tahu bahwa kemoterapi tidak terlalu bermanfaat baginya dan lebih baik ia melakukan stereotactic ablative body radiotherapy atau yang dikenal dengan CyberKnife. Tapi karena kondisinya sudah parah, Michelle pun membawa pulang Nadejah ke rumahnya di Stoke Newington, London Utara.
"Selama di rumah, Nadejah sempat memberi makan anjingnya dan melakukan beberapa aktivitas. Ia juga sempat berkata padaku jika memang saatnya pergi, ia akan pergi," imbuh Michelle.
Ia menekankan, para petinggi NHS Inggris selama ini berselisih mengenai pendanaan yang akan dikeluarkan jika alat CyberKnife digunakan. Menurut Michelle, sangat memalukan ketika seorang gadis dibiarkan menderita padahal alat tersebut menganggur di RS dan ini pun karena masalah pendanaan.
Nadejah pertama kali didiagnosis kanker usus saat ia kembali dari New York di tahun 2011. Menteri Kesehatan Tory Anna Soubry sempat meminta NHS Inggris untuk meninjau kembali kasus itu meskipun pemerintah telah mengatakan mereka sepenuhnya menyerahkan kewenangan perawatan kanker kepada NHS. Sampai saat ini, NHS Inggris masih belum mau berkomentar.
Keputusan pemerintah memberi kewenangan perawatan kanker pada NHS Inggris dikatakan ibu Nadejah, Michelle Campbell-Vairns menghambat proses pengobatan yang seharusnya bisa diterima Nadejah. Tahun 2009, Nadejah baru diperbolehkan menjalani prosedur CyberKnife untuk mengatasi jenis langka kanker usus yang dialaminya.
Sebelumnya, Nadejah belum diperbolehkan melakukan pengobatan non-invasif sebagai bentuk lain dari radioterapi ini. Justru, ketika ia diperbolehkan menjalani prosedur ini, keadaan sudah terlambat karena tumornya sudah membesar. Ia pun meninggal dunia pada Sabtu (15/2) lalu.
Di Inggris ada tiga RS yang bisa melakukan prosedur itu yakni Royal Marsden, Mount Vernon and Barts, dan salah satu RS di London. Nadejah pun baru bisa ditangani jika NHS sudah menyetujui pembiayaan alat-alat untuk prosedur CyberKnife.
"Mereka sudah membunuh putriku dan mengambil semua yang aku miliki. Jika saja Nadejah bisa menjalani CyberKnife dia pasti masih ada saat ini. Selama berbulan-bulan ia menunggu perawatan yang tidak pasti kapan dilakukan," kata Michelle seperti dilansir Mirror, Kamis (20/2/2014).
Nadejah ditolak menjalani CyberKnife karena peraturan perawatan kanker baru. Tapi, setelah dilakukan intervensi dari beberapa pihak, ia pun diperbolehkan melakukan perawatan ini tapi waktunya sudah terlambat. Diakui Michelle, jika putrinya menjalani CyberKnife pasti biayanya lebih murah ketimbang kemoterapi yang selama ini ia jalani.
Bulan Maret lalu, Nadejah sudah diberi tahu bahwa kemoterapi tidak terlalu bermanfaat baginya dan lebih baik ia melakukan stereotactic ablative body radiotherapy atau yang dikenal dengan CyberKnife. Tapi karena kondisinya sudah parah, Michelle pun membawa pulang Nadejah ke rumahnya di Stoke Newington, London Utara.
"Selama di rumah, Nadejah sempat memberi makan anjingnya dan melakukan beberapa aktivitas. Ia juga sempat berkata padaku jika memang saatnya pergi, ia akan pergi," imbuh Michelle.
Ia menekankan, para petinggi NHS Inggris selama ini berselisih mengenai pendanaan yang akan dikeluarkan jika alat CyberKnife digunakan. Menurut Michelle, sangat memalukan ketika seorang gadis dibiarkan menderita padahal alat tersebut menganggur di RS dan ini pun karena masalah pendanaan.
Nadejah pertama kali didiagnosis kanker usus saat ia kembali dari New York di tahun 2011. Menteri Kesehatan Tory Anna Soubry sempat meminta NHS Inggris untuk meninjau kembali kasus itu meskipun pemerintah telah mengatakan mereka sepenuhnya menyerahkan kewenangan perawatan kanker kepada NHS. Sampai saat ini, NHS Inggris masih belum mau berkomentar.
Sumber:http://health.detik.com/read/2014/02/20/093150/2502956/763/radioterapi-selalu-diulur-presenter-tv-ini-meninggal-karena-kanker-usus?l992205755
Follow
Like
